Responsive

7 Alasan sekolah tidak penting lagi


Artikel berikut berisi tentang bagaimana wajah pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah yang menjadi tempat transfer nilai (transfer of value) dan ilmu (transfer of knowledge) bagi peserta didiknya

Anda boleh setuju boleh tidak dengan judul di atas, namun saya menyarankan anda untuk membacanya hingga selesai, karena ada beberapa hal di dalam tulisan ini yang merupakan fakta yang terjadi di lapangan

Tujuan dari tulisan ini direkomendasikan untuk anda para orang tua, Juga bagi para guru dan calon guru sebagai pendidik, dan yang terpenting bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola sistem pendidikan di tanah air

Dalam paparan saya di bawah ini saya tidak mengatakan semua sekolah karena banyak sekolah yang bagus, banyak sekolah yang menerapkan pola pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didiknya
Baiklah, berikut saya akan paparkan mengapa sekolah itu tidak penting ;


1. Sekolah menjadi tempat mengubur bakat dan minat


Saat membaca poin nomor satu di atas tentunya sudah banyak yang protes dalam hati mengenai isi tulisan ini, yah itu hak anda mau setuju atau tidak

Namun sebelum anda protes silakan dibaca baik-baik agar lebih paham

Sebelumnya saya ingin bertanya, mengingat kembali, ataupun ada salah satu diantara pembaca kita yang berprofesi sebagai guru

Pertanyaannya adalah, Berapakah jumlah mata pelajaran di sekolah baik SD, SMP, dan SMA ?

Oke baiklah, pertanyaan tersebut membuat saya harus membuka kembali rapor waktu sekolah dulu

Berikut data yang diperoleh

SD = 11 Mata pelajaran, SMP = 12 Mata pelajaran, dan SMA kelas 1 sebanyak 17 mata pelajaran, SMA kelas 2 dan 3 sebanyak 15 mata pelajaran (karena saat naik kelas 2, siswa telah di bagi berdasarkan jurusan yang dipilih)

Kemudian mari kita jelaskan hubungannya dengan bakat dan minat siswa

Sejak kecil, saat kita sekolah mulai di bangku sekolah dasar, tentunya kita memiliki pelajaran favorit, pelajaran yang paling kita senangi, pelajaran yang membuat kita menunggu hari kapan pelajaran tersebut diajarkan kembali

Mungkin anda sudah lupa, karena saat itu anda masih kecil, buang ingus aja susah, hahaha..
Namun guru anda tahu persis bahwa siswa si A suka degan matematika, si B suka olahraga, si C suka seni, si D suka Ilmu pengetahuan alam dan seterusnya, seorang guru tentunya sangat paham pelajaran yang menjadi kelebihan dan kekurangan siswanya

Orang tua anda saat itu juga tentunya mengetahui mana kelemahan dan kelebihan anda, pelajaran mana yang nilainya tinggi dan pelajaran mana dengan nilai rendah, dengan melihat rapor anda

Kemudian ……

Apa yang dilakukan oleh orang tua dan guru anda saat itu ? yes… jawaban anda benar, mereka bersepakat memberikan perhatian khusus pada mata pelajaran yang anda lemah di dalamnya

Ikut kursus, les privat atau tugas tambahan diberikan oleh guru untuk dikerjakan di rumah menjadi solusinya

Itu hal yang wajar, dan itulah budaya yang sampai sekarang masih banyak digunakan oleh guru dan orang tua saat ini

Apa yang kemudian menjadi permasalah ?

Tahukah anda bahwa setiap anak, setiap individu memiliki kecerdasannya sendiri- sendiri ?

Jika belum tahu, silakan anda baca 9 kecerdasan majemuk yang dimiliki manusia yang telah dicetuskan oleh seorang professor dan psikolog dari universitas Harvard, adalah Howard Gardner pada tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul Frame of mind : The Theory of Multiple Intelligence

Seorang anak memiliki kecerdasannya masing- masing, bahkan dalam kasus tertentu seperti anak yang mengalami Disleksia, idiot bahkan autis, mareka adalah anak yang memiliki kecerdasannya sendiri

Pasti anda sering melihat anak dengan buku tulis pada bagian belakangnya penuh gambar-gambar, atau ada anak yang suka menulis-nulis puisi atau cerita di buku mereka, ada anak yang suka menyanyi, menyukai nada dengan memukul-mukul meja, atau bahkan senang memasak di rumah

Namun yang terjadi di sekolah kita sampai hari ini adalah semua siswa diratakan dalam hal pemberian pelayanan pengajaran, cetakannya harus sama, output nya harus sama, padahal kemampuan siswa berbeda-beda

Siswa yang pintar matematika dipaksa untuk menguasai Bahasa Indonesia, siswa yang cerdas pada mata pelajaran IPA harus juga kompeten pada mata pelajaran Seni, yang pada intinya semua siswa harus mampu di semua mata pelajaran. Waaaw……. luar biasa


Ilustrasi : bagi seluruh hewan yang hadir, pelajaran kita hari ini adalah memanjat pohon !

Coba bayangkan jika cara mengajar guru seperti gambar di atas ! karakter, bakat dan minat yang berbeda dipaksakan sama dengan yang lainnya

Anda adalah orang ajaib jika mampu menguasai seluruh mata pelajaran dengan sempurna

Sampai sekarang saya belum mengerti, siswa yang mampu semuanya itu bagaimana modelnya ?

Saya ingin menanyakan suatu hal yang tentunya akan membuat mindset anda berubah dengan pertanyaan ini, pertanyaannya adalah…

Apakah ada olimpiade siswa atau sejenis lomba yang diadakan untuk siswa pintar ?
Oke ada, jawabannya adalah OSN (untuk IPA dan Matematika), O2SN (untuk berbagai jenis olahraga), FLS2N (untuk beragam jenis kesenian), FLSN (literasi) dan sebagainya

Uniknya adalah dalam olimpiade tersebut, 1 siswa hanya bisa mengikuti 1 mata pelajaran dalam lomba, misal siswa si A ikut lomba matematika, si B ikut lomba IPA

Saya ingin menantang pemerintah agar membuat program olimpiade siswa cerdas, aturannya sederhana deh, setiap siswa mengikuti semua lomba dan semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ! hahaha

Anda tak akan menemukan hal itu, karena semua orang yakin bahwa tidak ada satupun orang yang mampu di semua bidang, rugi melaksanakan program seperti itu, tidak ada gunanya mengadakan lomba untuk semua mata pelajaran, yang pada ujungnya akan di dapatkan hasil prestasi yang menonjol pada setiap siswa di bidang tertentu

Pemerintah tahu, makanya dibuatlah lomba untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan spesifik

Lalu mengapa siswa dipaksa mengetahui semua pelajaran ? mengapa tidak hanya bakat mereka yang diajarkan sejak kecil agar menjadi professional ?

Percaya atau tidak dengan menguasai seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah, maka akan membuat bakat dan minat siswa pada pelajaran tertentu secara perlahan- lahan akan terkubur, kemampuannya yang sangat menonjol, akhirnya hilang begitu saja akibat sibuk mempelajari hal-hal lain yang sesungguhnya mereka tidak sukai.

Hal itu mungkin terjadi pada diri anda, pernah memiliki bakat, lalu kemudian terpendam, atau mungkin anda sudah lupa bakat apa yang anda miliki sekarang, iyya kan ?

Apa salahnya ketika anak kita yang jago matematika diberikan les matematika,

Apakah anak akan keberatan ? NO, sama sekali tidak, bahkan mereka sangat senang, sehingga anak tersebut tidak merasa bahwa dirinya sedang belajar matematika.

Bayangkan hal itu terjadi dalam hidup kita, kita belajar dan kita bekerja seolah- olah kita tidak sedang melakukannya, seolah kita hanya melakukan hobi kita setiap saat, kita akan enjoy

Dibandingkan ketika anak yang jago seni, dipaksa, diberikan les matematika

Apakah anak itu senang ? NO, dia akan stress, setiap les yang di ikuti akan menjadi beban dalam hidupnya, karena matematika bukanlah passion nya, bukan sesuatu yang dia inginkan untuk diketahui

Apa salahnya anak diberikan les tari, bergabung ke dalam sanggar seni, biarkan anak menggali potensinya di sana, suatu saat dia akan menjadi ahli di bidangnya, menjadi mentor tari dan pelatih tari professional di masa depan, dengan begitu anak akan lebih mudah sukses dalam hidupnya

Karena pemikiran sebagian orang tua kita masih sempit, masih menganggap bahwa satu- satunya kesuksesan seseorang ketika di sekolah nilainya harus bagus semua, lulus sekolah kemudian kuliah sesuai keinginan orang tua, karena tidak diterima di universitas yang menjadi pilihan pertama akhirnya kuliah pada pilihan ke dua

Missalnya mendaftar di kampus A dengan jurusan Kedokteran, tidak diterima. Namun di kampus B dia diterima di jurusan Akuntan.

Akhirnya anda kuliah hanya karena kampus tersebut memberikan anda tempat untuk belajar, belajar yang bukan merupakan gaya anda, bukan hal yang anda senangi sejak awal

Apa yang terjadi ? bisa jadi anda berhenti sebelum selesai, atau lulus tidak dengan nilai bagus, atau bahkan setelah lulus anda bingung mau kerja apa ?

Pada akhirnya anda bekerja bukan pada jurusan yang anda geluti saat kuliah
Itulah alasan mengapa saya mengatakan bahwa sekolah merupakan tempat mengubur bakat dan minat siswa pada mata pelajaran tertentu, karena banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai dan semuanya harus bernilai bagus.

Kalau nilainya jelek ? anda tidak lulus, anda dianggap gagal, bodoh, nakal dan sebagainya


2. UN dapat menelan korban


Waaaaaw,,, berita di atas pasti membuat anda tercengang bukan,,,

Sejak tahun 2017 telah tercatat 11 siswa yang meninggal dunia karena ujian Nasional, 8 karena bunuh diri, dan 3 diantaranya stress hingga sakit keras akhirnya meninggal

Hal tersebut tak ada bedanya dengan kasus pembullyan sampai orang meninggal, atau kasus perpeloncohan yang menelan korban, kita melawan dan pemerintah juga melawan hal tersebut, tapi ternyata UN membuat banyak siswa menjadi stress bahkan ada yang bunuh diri… aneh kan…

Yang menjadi masalah adalah tidak banyak orang tua yang mampu untuk memanage stress anak mereka, alih- alih menenangkan, justru karena tuntutan orang tualah yang membuat mereka jadi stress, takut di marahi jika nilainya jelek

Tuntutan harus lulus UN itu sungguh menakutkan bagi sebagian besar siswa

Oke,,, kita pahami bahwa UN penting untuk mengukur standarisasi pendidikan secara Nasional

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah semua sekolah kita sudah memenuhi standar ? TIDAK

Apakah dari segi fasilitas sekolah, kualitas guru dan gaji guru semua merata sesuai standar dari sabang sampai merauke ? TIDAK sama sekali, dan pemerintah menginginkan standarisasi

Lalu UN diberikan kepada siswa di sekolah pedesaan yang fasilitasnya minim, gaji gurunya tidak cukup untuk kebutuhan hidup, bisa hancur hasil ujian siswa

Apa solusi yang bisa dilakukan ? akhirnya guru memberikan bocoran soal, bocoran kunci jawaban, siswa diajar tidak jujur sejak kecil, demi apa ? demi citra sekolah, demi akreditasi yang harus dipertahankan

Sekarang begini saja deh, kita tes berikan soal ujian kepada guru kimia untuk mengerjakan soal Bahasa ! atau guru matematika mengerjakan soal geografi ! saya yakin pasti guru tersebut tidak bisa mengerjakan dengan baik, karena pada dasarnya tidak ada orang yang sempurna untuk semua hal

Jika guru saja tidak bisa, mengapa hal tersebut dibebankan kepada siswa ? satu guru hanya menguasai satu mata pelajaran (kecuali guru SD karena pelajarannya hanya dasar, itupun tidak semua pelajaran yang ada di SD dapat diajarkan), sedangkan siswa dituntut mampu untuk semua mata pelajaran, aneh kan ???

Sehingga yang diajarkan di sekolah intinya hanya satu. Guru Matematika ingin siswanya jadi guru matematika, guru bahasa ingin siswa menjadi guru bahasa, begitupula dengan pelajaran lainnya

Belum lagi ada yang namanya ATURAN BAYANGAN di sekolah

Saya tidak tahu dari mana asalnya dan siapa yang mencetuskan dan menyepakati aturan tersebut. Tapi ini nyata dan terbukti ada

Aturan bayangan menyatakan bahwa pelajaran matematika itu lebih penting dari pelajaran sejarah.

Betul kan ? coba bayangkan ! pasti ketika anda sekolah yang namanya belajar matematika gurunya lebih menyeramkan dibanding guru sejarah, pelajarannya pun begitu

Sejarah lebih penting dibandingkan pelajaran bahasa asing, bahasa asing lebih penting dari pelajaran seni, seolah ada prioritas pelajaran paling penting di sekolah tanpa melihat karakter anak. Itu inti aturan bayangan

Saya tidak akan menyalahkan guru, karena guru hanya menjalankan sistem sekolah yang telah diatur dalam undang-undang

Kembali ke UN

Akhir- akhir ini soal UN telah di buat berdasarkan Zona daerah sekolah masing-masing, namanya pun berganti dari UN menjadi USBN

Sebagian dibuat di pusat dan sebagian lagi soal USBN di ramu di MGMP masing- masing

Namun tetap saja sama, meskipun bukan merupakan penentu kelulusan, USBN tetaplah menjadi beban bagi para siswa jika tidak lulus

Berapa banyak anak yang stress, berapa banyak anak yang sakit sakin UN

Seolah masa depan dan kesuksesan mereka ditentukan oleh selembar kertas berisi nilai- nilai

Einstein mengatakan bahwa masa depan anda tidak dipengaruhi dan tidak ditentukan oleh selembar kertas

Jadi buat para orang tua, agar jangan memarahi anak anda jika nilai mereka jelek, percayalah itu hanya tes. Just a tes. Tidak ada hubungannya dengan kesuksesan masa depan


3. Pelajaran di sekolah tidak dibutuhkan di masa depan


saya tidak akan mengatakan semua pelajaran, tapi... banyak pelajaran di sekolah yang tidak dibutuhkan oleh siswa bagi masa depan mereka

seperti misalnya, apakah mempelajari hewan memamahbiak sejak SD berguna bagi masa depan anda ? yes of course, tentu saja

Jika memang pekerjaan anda nantinya berhubungan dengan hal tersebut, tapi itu pelajaran di kuliah bukan di SD

Bagaimana jika hobi anda adalah menggambar, kemudian menjadi ahli arsitektur kelas dunia di masa depan ? tidak ada gunanya mempelajari dan menghapalkan nama-nama hewan tersebut

Dan begitu banyak lagi pelajaran-pelajaran di sekolah yang kita pada hari ini, pada saat ini tidak membutuhkan pengetahuan tersebut, hanya membuang-buang waktu sekolah terlalu lama

Betapa banyak orang yang sukses ketika kita tanya, pelajaran apa saja di sekolah yang mereka gunakan agar sukses seperti saat ini ? jawabannya pasti lupa atau bahkan tidak ada

Coba kembalikan pada diri anda, pelajaran sekolah yang mana berguna untuk anda saat ini ?

Dan setelah kita dewasa, akhirnya kita tersadar bahwa tidak membutuhkan semua pengetahuan tersebut di masa depan, kita akan mengajar dan beerja sesuai keahlian kita masing-masing

Makanya jangan heran jika ada S1 ilmu Hukum sukses menjadi sopir grab, S1 ilmu keguruan sukses menjadi pegawai bank, magister kesehatan menjadi pimpinan di lembaga keguruan. Ini fakta dan baaanyak sekali terjadi

Berpindah-pindah bidang keahlian hanya karena di sana ada lowongan sudah menjadi lumrah, ilmu di sekolah tak lagi diterapkan, semua hal baru kembali harus dipelajari secara otodidak, so,,, apa gunanya sekolah ?

Memang ada beberapa kemampuan dasar yang berguna, seperti mampu membaca, menulis dan menghitung yang berguna untuk masa depan anda, meskipun hal tersebut bisa dipelajari tanpa sekolah bukan ?

Jadi untuk apa kita belajar sampai SMP dan SMA mempelajari semua mata pelajaran dan harus menguasai seluruhnya jika memang hanya sebagian kecil yang kita butuhkan untuk masa depan

Hanya membuang-buang waktu

Disekolah kita diajar untuk teratur dan mau diatur, padahal dalam kehidupan nyata tidak seperti itu, 1 + 1 = belum tentu hasilnya 2, bagaimana jika ditupu, bagaimana jika mengalami kerugian ? sekolah tidak pernah mengajarkan ha tersebut

Waktu 6 tahun belajar di SMP dan SMA bisa anak gunakan untuk mempelajari dan mendalami hal yang memang menjadi bakat mereka sejak SD

Jadi peran guru SD harusnya mampu memberikan catatan tentang prestasi yang menonjol pada diri anak selama dia belajar di sekolah dasar

Setelah lulus SD harusnya siswa disebar ke beberapa sekolah khusus (bukan sekolah umum seperti saat ini) untuk mendalami lebih jauh prestasi yang menonjol saat SD

SMP harusnya dibanyakin, dibuat khusus untuk melatihkan kemampuan tertentu pada siswa, agar kelak mereka menjadi ahli, bukan jadi buruh, jadi staff, jadi karyawan atau pekerjaan yang tidak spesifik membutuhkan keahlian tertentu


4. Anak tidak suka berada di sekolah


Mengapa ada anak nakal di sekolah ?

Mengapa jika diberikan libur sehari, anak akan berseru senang ?

Mengapa saat mengetahui ada tanggal merah anak akan senang ?

Mengapa ada siswa yang membolos ?

Jawabannya sama, karena anak tidak suka berada di sekolah

Yes, bukan rahasia lagi, hal itupun pasti pernah terjadi dalam hidup anda bukan ?

Jika ada rapat guru atau ada guru yang berhalangan masuk, pasti anda akan senang, karena cepat pulang atau bahkan tidak belajar

Mengapa itu terjadi ? karena sekolah tidak lagi menjadi tempat yang menyenangkan, siswa merasa kecerdasan mereka tidak tersalurkan di sekolah

Perasaan takut mulai menghantui sejak memasuki gerbang sekolah, pelajaran yang tidak disenangi, PR yang menumpuk, hingga hukuman jika siswa salah atau melanggar menjadi momok menakutkan

Coba suruh anak kita ke tempat game, pergi berenang atau melakukan hobi mereka, maka anda harus memanggilnya agar mereka tersadar untuk pulang ke rumah

Apa kata orang tua kita ? kamu mau jadi apa kalau taunya hanya main game, berenang atau balap-balapan sepeda keliling kampung ?

Orang tua jangan salah, gaji seorang gamer professional sekarang berapa ? puluhan hingga ratusan juta rupiah, belum lagi kalau jadi atlet renang dan balap sepeda yang dapat mengharumkan nama Bangsa.

Sekarang mari kita kembalikan pada definisi sekolah yang sesungguhnya !

Kata sekolah sendiri berasal dari bahasa latin yaitu skhole, scola, scholae. secara harfiah berarti “waktu luang” atau “waktu senggang”.

Jadi dahulu kala masyarakat Yunani menggunakan sela waktu bekerja mereka untuk sekolah, mendiskusikan hal-hal yang penting untuk diketahui

Ingat yah,,, waktu senggang, namun anehnya sekolah sekarang menjelma menjadi hal pokok dalam kehidupan anak, 1x24 jam ingatannya hanya seputar sekolah, sehingga tidak sempat mempelajari hal lain yang merupakan hobi mereka

Belum lagi beberapa orang tua yang buru-buru memasukkan anaknya di sekolah, belum cukup umur tapi yaaaah biarlah dia ikut-ikut belajar saja meskipun belum terdaftar, lebih cepat belajar, lebih cepat pintar, lebih cepat sukses. Begitu pikir orang tua

Percayalah bahwa anak tidak senang ke sekolah, mereka terlihat riang hanya karena melihat disana banyak teman sebayanya, untuk bermain, sekali lagi bukan untuk belajar


5. Sekolah ketinggalam zaman


Anggaplah jika saat ini anda mulai masuk sekolah SD, maka sekitar 16 tahun umur anda gunakan untuk sampai sarjana, maka usia anda saat itu adalah 22 tahun (hitungan normal).

Dari sejak SD tahu tidak bahwa seorang Deddy Corbuzier akan menjadi seorang mentalis dunia, host dan youtuber ? sekolah tahu tidak jika Chris John nantinya akan menjadi petinju dunia ? apakah sekolah tahu kalau Ade Rai akan menjadi binagarawan yang luar biasa ? Noooo….

Sekolah tidak tahu menahu akan hal itu, padahal harusnya itu tugas sekolah untuk tahu dan mengembangkan bakat anak sejak dini, fungsi sekolah untuk MEMPERSIAPKAN, sekali lagi MEMPERSIAPKAN, bagaimana dia mempersiapkan kalau mereka sendiri tidak tahu akan jadi apa anak di masa depan, seperti apa perkembangan zaman di masa depan

Nah, karena sekolah tidak tahu, maka sekolah akan mengajarkan anda apa yang mereka tahu yaitu matematika, sejarah, geografi dan ilmu lain sebagainya

Mereka mempersiapkan kita akan hal-hal yang mereka bisa ajarkan, kenapa ? karena itu yang paling mudah untuk diajarkan. KUNCINYA adalah itu yang paling mudah untuk diajarkan

Yah itu memang mudah, lebih sulit jika sekolah harus mempersiapkan 30 piano di sekolah, mempersiapkan perlengkapan masak untuk anak agar menjadi seorang chef,mempersiapkan kolam renang, alat menyelam, kanvas untuk melukis, tanah liat untuk mematung, dan semua fasilitas untuk menunjang kesuksesan siswa di masa depan

Akhirnya sekolah secara tidak langsung memberitahu kita bahwa hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah tidak bisa dicapai dan tidak baik untuk masa depan

Ahhh… kamu tidak bisa sukses jika menjadi pesulap, masa depan kamu suram jika menjadi petinju, mau jadi apa kamu jika kerjanya hanya membesarkan otot ? kamu mau jadi apa ? belajar masak ? aduuuuuh masa depannya tidak jelas. Mending kamu harus belajar ini, belajar itu ! jangan jadi binaragawan, masa depan bisa suram. Begitu kata mereka dulu atau mungkin juga sekarang

Tidak usah, hanya segelintir orang yang dapat sukses dengan cara seperti itu, mending sekolah yang bener

Kenapa hanya sedikit orang yang sukses di bidang itu ???

Yah hanya sedikit, karena tidak diajarkan secara massal seperti pelajaran sekolah, hanya sedikit orang yang berjuang sendirian, mempelajari hal di luar sekolah secara otodidak.

Sekolah itu ketinggalan zaman…

Ingatkah anda pelajaran waktu SD ? jika lupa, bukalah buku pelajaran SD ! liat muatan materinya, pasti anda akan teringat kembali pelajaran-pelajaran itu

Materinya tidak banyak berubah bukan ? hanya di ubah sedikit-sedikit, metode dan model penyampaiannya divariasikan sedikit agar lebih menarik perhatian siswa, namun pakemnya tetap seperti itu

Zaman telah banyak berubah, waktu anda sekolah mungkin belum ada komputer di daerah anda, android belum lahir, apalagi internet belum ada, yang ada hanyalah radio dan beberapa saluran TV nasional dan swasta di rumah anda

Dunia berlari, berubah, bermetamorfosa menjadi hal baru yang tak terduga sebelumnya selama beberapa tahun terakhir, namun apa yang diajarkan di sekolah hanya itu-itu saja sejak bapak anda sekolah sampai anda lulus sarjana

Tidak hanya ketinggalan, sekolah juga jauh dari realita kebutuhan hidup

Makanya Orang-orang seperti Albert Einstein (teori relativitas), Thomas alfa Edison (penemu lampu), Mark Zuckenberg (facebook), Bill Gates (Bosnya Microsoft), adalah contoh orang yang gagal di sekolah mereka

Orang seperti mereka ingin mencoba hal baru yang tidak di ajarkan di sekolah, mereka ingin berbuat, dan jika salah, tidak ada yang memarahi bahkan sampai menghakimi mereka sebagai orang bodoh

Baca Juga : 6 Hal penting yang justru tidak diajarkan di sekolah


6. Sekolah tidak menjamin anda sukses


Nothing guaranted, tidak ada jaminan setelah lulus sekolah dengan nilai yang mentereng di ijazah maka otomatis anda sukses

Berikut Infografis tentang data pengangguran dari validnews.id



Dari data di atas, hampir tidak ada yang signifikan mempengurangi tingkat pengangguran dengan pendidikan yang tinggi

Anda pasti tahu bahwa banyak sekali anak- anak yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolah tapi besarnya bisa sukses

Sedangkan anak-anak yang sukses di sekolah, saya tidak mengatakan mereka tidak bisa sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya bekerja sebagai pegawai biasa

Mengapa hal itu terjadi ? karena masa depan tidak ditentukan oleh sekolah

Lihatlah beberapa perusahaan besar menerapkan pengalaman kerja menjadi syarat penerimaan pegawai dibanding hanya sebuah nilai di atas kertas

Perusahaan sebesar GOOGLE dan APPLE kini tidak mensyaratkan Ijazah pada rekrutmen karyawannya, apa yang dibutuhkan ? kemampuan bekerja keras, bekerja secara tim, skill, keterampilan untuk programming (keterampilan programming bisa dipelajari secara otodidak, melalui buku, internet dll)

Menurut penilitian yang dilakukan oleh UNESCO, pada tahun 2013 lulusan sarjana meningkat 400% di seluruh dunia dibanding pada tahun 2012. Itu berarti ada lonjakan 400% lulusan sekolah per tahunnya

Bayangkan di zaman sekarang, hampir semua orang mampu untuk bersekolah hingga sarjana. Lalu, apa spesialnya anda dibanding jutaan lulusan yang ada ? jika bukan mengandalkan hobi anda, keUNIKan yang kita miliki, kemampuan yang sesuai passion kita

Baca Juga : 8 Alasan mengapa kuliah tidak penting


7. Sekolah bukan lagi satu-satunya tempat menimba ilmu


Pada zaman dahulu memang sekolah adalah tempat pendidikan modern, segala penemuan baru dalam ilmu pengetahuan hanya bisa didapatkan hanya melalui sekolah

Sekolah satu-satunya tempat mendapatkan ilmu, sekolah memiliki semua ilmu pengetahuan itu untuk masa depan kita

Namun sekarang dengan segala perkembangan teknologi pada era revolusi industri 4.0, ada baaaanyyak sekali cara untuk mendapatkan pengetahuan.

Ada banyak tempat untuk belajar, langsung praktik, langsung memiliki keahlian, tanpa harus mempelajari hal-hal yang sebenarnya belum kita butuhkan untuk masa depan

Yang lebih gila lagi sekolah-sekolah sekarang menjelma dalam bentuk hybrid learning , secara fisik tidak ada namun pembelajarannya nyata, diakses kapanpun, dimanapun, hingga bebas memilih kelas sesuai passion yang kita miliki

Mungkin suatu saat sekolah fisik dengan pola pendidikan lama perlahan-lahan akan hilang, tidak ada yang tidak mungkin, melihat perkembangan zaman yang boleh dikata sudah “gila” melesat cepat

Penemuan demi penemuan, pembaruan, hingga munculnya istilah artificial intelligence atau kecerdasan buatan memungkinkan segala hal dapat tergantikan

Lihatlah para penjaga pintu tol banyak yang di rumahkan, profesi teller bank berkurang drastis beberapa tahun terakhir, karyawan perusahaan tekstil dan industry, semua profesi tanpa keahlian, keterampilan dan kreativitas akan digantikan oleh komputer atau robot


KESIMPULAN

KITA DICIPTAKAN UNIK oleh Sang Pencipta

Dan menurut saya sekolah menghilangkan keUNIKan tersebut, dituntut sama dengan jutaan lulusan dari sekolah

Akhirnya yang terjadi penumpukan lulusan sekolah tanpa pekerjaan, karena banyaknya orang yang ahli di bidang yang sama… sungguh mengerikan

Tulisan ini mungkin tidak pantas bagi mereka yang saat ini sementara mengenyam pendidikan di bangku sekolah, namun tugas kita adalah untuk mengedukasi sesama, memerdekakan cara berpikir, membuka wawasan agar lebih jauh melihat ke depan

Orang tua diharapkan merubah pola pikir bahwa kesuksesan dapat diraih dari hal-hal kecil yang merupakan hobi anak

Apabila ada orang tua yang sempat membaca ini, dukung apa yang anak anda suka, dukung hobi mereka ! kalau dia suka memasak, berikan les memasak ! suka menggambar, kasi les menggambar ! suka menari, lesin menari ! suka nyetir mobil, daripada ugal-ugalan di jalan mending lesin dengan benar, siapa tau bisa jadi pembalap terkenal. Tidak ada yang tidak mungkin bukan ?

Bagi para guru, bahwa ini memang sulit karena ada capaian yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, ada standar yang telah ditetapkan, ada kurikulum, ada RPP yang targetnya harus di kejar

Namun saya menyarankan agar tetap memberikan perhatian khusus bagi anak-anak kita yang memiliki keahlian di bidang tertentu, anak yang kelak menjadi asset dan penggerak ekonomi kreatif bangsa ini

Saya tidak berniat mempengaruhi siapapun untuk tidak bersekolah, karena sekolah bagi sebagian orang masih sangat penting. Namun saya mengharapkan kita mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah agar kesempatan dan peluang sukses kita makin luas

Jadi rubah cara berpikir anda, jangan rubah sekolahnya, susah, tapi rubah pola pikir anda, rubah diri anda sekarang.

Tetap ke sekolah

Bagi yang setuju maupun tidak, silakan berkomentar memberikan masukan kepada penulis

Semoga artikel yang membahas 7 Alasan sekolah tidak penting lagi menjadi bahan renungan bagi kita bersama untuk memajukan pendidikan di Negara ini

10 Komentar untuk "7 Alasan sekolah tidak penting lagi"

  1. ini relatable bgt astaga, bener bgt semuanya kyk realitanya.. debes bgt nih artikel, ini yg ku cari :)

    BalasHapus
  2. Setuju pake banget . Rasanya males banget sekolah mau belajar sendiri aja dari internet.

    BalasHapus
  3. Pola pemikiran yang bagus, bukan berarti ini membenarkan semuanya cuma pola pikir anak memang berbeda, saya sbagai orang tua baru dan pernah menjadi anak-anak setuju dengan artikelnya. Dan ingin menerapkan sama anak saya untuk mencapai apa yang dia inginkan karena fungsi orng tua adalah mendidik agar anak pada jalur yang benar.

    BalasHapus
  4. Bagaiman cara meyakinkan orang tua
    bahwa kita bisa sukses tanpa kuliah kak?
    Mohon tipsnya😊🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Susah memang, saya sudah pernah bilang gitu terus dibalas, "itukan memang sudah menjadi sistem belajar di Indonesia. Kalau kamu mau yang seperti (impianmu), jadikan aja itu hobi. Sekolah tetap utama" Kata Ibu saya.

      Hapus
  5. sangat benar..saya sebagai orang yang sangat merasakan itu semua..saya sangat setuju dengan artikel anda.dan untuk orang tua diluar sana tolong hargai anak anda yg sudah berusaha memaksakan otaknya diluar kemampuannya..peluklah jika disuatu pelajaran dia merasa gagal,beritahu bahwa gagal itu bukan hal yang buat anak tidak sukses.tekankan pada anak tentang ambisi apa yg mereka suka dan jadikan anda adalah motivasi kesuksesannya kelak..yang saya tahu dalam hidup dan bisnis sulit saya sekarang..betapa pentingnya dan diinginkan seorang anak untuk dapat motivasi dari orangtuanya..mereka yang sekarang ini berjuang mencoba merangkak kepada kesuksesan sangat haus motivasi anda para orang tua(seperti saya sekarang yang mencari sepercah ambisi dan motivasi dari lingkungan luar)..

    saya tulis ini sambil sedikit menangis karena betapa anak2x tidak dapat yang dibutuhkan dari orang tua..seperti yang terjadi pada diri saya..mencoba mencari jalan sendiri tanpa sosok ortu(saya kelahiran 1993)..anda tahu saya umur berapa..

    anak2x anda para ortu yang baca ini.. saya beritahu.. anak2x anda haus kasih sayang,ambisi, dan motivasi dari anda..

    jangan sampai mereka mencari dari luar(masyarakat)..sekali lagi seperti saya..mereka haus di dalam hatinya dan butuh kalian para orang tua.

    BalasHapus
  6. Eh sumpah demi apa saya baca berulang kali ini bener banget, saya yang masih duduk di mts kls 9 aja udah baca yang beginian, sumpah real banget, terimakasih karena sudah memberikan edukasi dan wawasan nya :)

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Tapi 7 alasan ini terpatahkan dengan satu alasan ini, Gimana nanti bisa Reuni kalo gak Sekolah Wkwkwkwk......

    BalasHapus

Beri kami masukan untuk memperbaiki kekurangan !!! Atau Hubungi Admin jika ada yang ingin dipertanyakan 085 343 554 857

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel